Ringkasan Buku “Born To Be Leader”
Ringkasan
Buku
“Born
To Be Leader”
Penulis:
Luky, Laode M, Rizqi Awal, Tri Utami
Penerbit:
Al Azhar Fresh Zone Publishing
Sejak dalam kandungan kita adalah
pemenang. Kita coba uraikan tentang proses lahirnya kita ke dunia dalam fase
mingguan. Pada minggu ke 4&8, terjadi pembentukan awal embrio, saat itu
kita sudah memiliki peredaran darah, jantung mulai berdetak. Pada fase inipun
sudah terbentuk kantung ketuban, tempat kita terapung di dalam rahim. Air
ketuban tersebut juga yang akan menjaga kita dari cedera akibat benturan dari
luar selama masa kehamilan. Berikutnya, pada fase minggu ke 8-12 kepala kita
sudah mulai membesar, bahkan lebih besar ukurannya dibandingkan dengan badan
kita. Pada fase ini kita sudah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang
jelas. Bahkan didalam rahim tersebut kita sudah mulai melakukan aktifitas
seperti menendang dengan lembut. Kemudian, pada minggu ke 12-20, paru-paru kita
mulai berkembang dan detak jantung kita dapat dideteksi oleh alat
ultrasonografi USG.
Wajah
sudah bisa membentuk ekspresi, dan di mata mulai tumbuh alis&bulu mata.
Pada saat itu kita sudah bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibu
kita. Karena itu, ibu hamil ketika 4 bulan mulai terasa ada janin diperutnya.
Pada masa inilah Allah meniupkan roh kepada jabang bayi. Minggu ke 20-24, alat
kelamin sudah mulai terbentuk, begitu pula cuping hidung juga sudah terbuka,
dan kita mulai melakukan gerakan pernapasan. Lalu pada minggu ke 24-28, kelopak
mata membuka, dan otak kita mulai aktif. Kita saat itu sudah bisa mendengar,
baik suara dari dalam maupun dari luar. Pada faseminggu ke 28-32, mata kita
sudah bisa bereaksi ketika melihat cahaya melalui dinding perut ibu. Berikutnya
pada fase minggu ke 36-38, perut ibu kita sudah kelihat sangat besar, dan kita
pada saat kita sudah ingin keluar, sehingga posisi kepala kita berada dibawah.
Akhirnya pada minggu ke 40, lahirlah kita yang telah dipilih oleh Allah, serta
dipilih oleh orang-orang disekitar kita yang amat cinta kepada kita untuk
dipilih menjadi Sang Pemenang.
Baca surat Al-Imran 139 dan 110.
Kita yang terpilih menjadi pejuang yang pemenang. Allah sendiri yang memilih
kita. Tentu ini bukan sebuah bencana, malahan kita harusnya bersyukur jika bisa
terlibat secara aktif dalam sebuah arena dakwah Islam, karena itu nikmat yang
tak tergantikan. Kenapa?
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai
Ali, sungguh sekiranya Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwahmu,
itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” (HR. bukhari-Muslim)
Dalam sabdanya yang lain: “Sesungguhnya
bila seseorang mendapat petunjuk hidayah melaluimu maka itu lebih baik dari
dunia dan seisinya.”
Jangan
merasa berkecil hati ketika kita berdakwah dianggap aneh, kampungan, dll oleh
orang lain, karena “sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh)
dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para
sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang
asing (aneh) itu?” Lalu Rasulullah menjawab, “Orang yang melakukan kebaikan2 disaat
orang2 melakukan pengrusakan.” (HR. Muslim)
Istiqamahlah
memegang Islam, tak perlu ada keraguan sedikitpun. Sebab sejatinya pemilik
diri, alam semesta dan segala seisinya adalah Allah. Bukankah untuk menjadi
seorang pejuang kita harus kuat? Ya, kuatkan diri dengan tetap memegang Islam
sebagai way of life kita, walaupun orang disekitar seperti anjing yang
menggonggong. Jangan pernah gentar dan goyah, ibarat kepingan mutiara ditengah
lumpur, kitalah mutiara indah itu.
Sejarah
kegemilangan Islam, Prof. Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya yang
berjudul “Sumbangan Islam Pada Dunia” bertutur bahwa, pada masa Islam menemui
kejayaan sementara Barat masa dark age, Inggris Anglo-Saxon masih berupa
negeri tandus, terisolir, kumuh, liar, kampungan, dan jorok. Mereka membangun
rumah hanya dengan batu kasar, tidak dipahat dan mereka memperkuatnya dengan
tanah halus.
Konon katanya, kepala suku tinggal
dalam gubuk besar bersama anak, istri, pelayan, dll. Untuk urusan makan, mereka
menggunakan 1 meja besar. Tapi menjelang malam, meja makan harus dipindahkan
dari ruangan, karena gubuk tadi digunakan untuk tidur. Artinya kalau meja
dipindahkan berarti mereka hanya tidur beralaskan tanah.
Salah satu khalifah termahsyur dari
Bani Abbasiyah adalah Harun Al-Rasyid. Pada masa pemerintahannya salah satu
karya terbesarnya adalah pembangunan Baitul Hikmah, sebuah perguruan tinggi
sebagai pusat penerjemahan lengkap dengan perpustakaannya. Dan masih banyak
lagi masa-masa keemasan Islam pada saat itu. Ada hal yang perlu kita garis bawahi,
bahwa kejayaan Islam bisa tercapai karena Islam dibingkai dengan sebuah negara
Daulah Islamiyyah, yang menerapkan syariat Islam secara kaaffah.
Generasi terdahulu berprestasi, tapi
apa yang dilakukan generasi kita kini? Generasi awal Islam kemilau cahayanya,
tapi kenapa generasi kita justru meredupkan cahayanya? Generasi para pendahulu kita
adalah penoreh sejarah yang tertulis dengan tinta emas, tapi bagaimana generasi
kita saat ini mencatatkan dirinya dalam segala bentuk keburukan dan kejahatan?
“Sesungguhnya di kemudian hari akan
datang masa yang memerlukan kesabaran. Bagi orang yang memegang teguh agamanya
ibarat memegang bara api. Orang yang melakukan sesuatu (yang
diperintahkan) pahalanya setingkat dengan 50 orang biasa.”
Para
sahabat bertanya: “Orang biasa dari golongan kita atau golongan mereka?”
Rasulullah menjawab, “Dari golongan kalian .” (HR. Al-Bazzar dan Ath-Thabrani)
Berikut
merupakan karakter apa saja yang dimiliki oleh seorang untuk bisa menyusulkan
diri di dalam daftar leader of change:
1.
Sadar Diri
Kalau
ada pertanyaan “siapakah diri kita?” maka dengan mudah akan terjawab, bahwa
kita adalah manusia. Untuk apa kita didunia, dan kemana tempat kembali setelah
mati. Sehingga jawaban dari pertanyaan tersebut akan mampu melahirkan suatu sistem
tatanan kehidupan sebagai pedoman bagi manusia untuk menyelesaikan seluruh
problematika hidupnya. Sadar bahwa diri ini adalah hamba yang memilih untuk
beribadah dan beramah shalih sebagai muslim. Dengan menyadari siapa diri kita,
maka kita tidak akan sembarangan beraktivitas, kita akan mengikatkan seluruh
perbuatan dan pemikiran pada standar hukum syariat. Know your self, pahami
potensi diri kita sebagai orang yang terpilih menjadi leader of change.
2.
Berprinsip
Rasulullah
SAW bersabda: “Janganlah kamu menjadi orang yang tidak punya sikap. Bila orang
melakukan kebaikan maka aku pun melakukannya. Namun bila orang melakukan
keburukan maka akupun ikut melakukannya juga. Akan tetapi, jadilah orang yang
punya sikap dan keberanian. Jika orang melakukan kebaikan maka aku
melakukannya. Namun jika orang melakukan keburukan maka aku tinggalkan sikap
buruk mereka.” (HR. Tirmidzi)
3.
Percaya Diri
Baca
QS. Al-Imran 110&19, Al-Anbiya 107.
“Tidak
ada yang mulia disisi Allah dari seorang mukmin” (HR. at Tahbrani)
Gak
usah malu kalau muslimah pakai jilbab dan kerudung. Udah mah gerah, gak gaul
pula. Ingatlah, kita menutup aurat hanya karena Allah. bukan karena tuntutan
zaman. Lebih baik cantik dimata Allah dan orang-orang shaleh, atau cantik
dimata manusia saja?
4.
Kerja Keras, Cerdas dan Ikhlas
Kerja
keras: pantang menyerah. Kerja keras berupa kesungguhan dan semangat pantang
menyerah itulah yang ditunjukan oleh para pendahulu kita. Mereka memiliki
karakter seperti itu, karena mereka yakin yang ‘membayar’ lunas atas kerja
kerasnya adalah Dzat yang Maha Adil, Allah SWT., sehingga tidak terbesit
keraguan sedikitpun untuk menyerah.
Kegagalan
adalah episode yang memberi kita waktu untuk instropeksi dan mengoreksi langkah
kita yang kemarin sembari menyiapkan strategi yang lebih jitu untuk hari esok.
Jika kita ingin ditolong oleh Allah, maka jangan pernah berpikir untuk
melakukan aktivitas yang bertentangan dengan hal yang menyebabkan kita mendapat
mendapat pertolongan.
0 Comments