Banyak jalan menuju dhalalah
Banyak jalan menuju dhalalah (kesesatan), juga dengan Qur'an dan Sunnah, yakni bila orang yang "berpegang" kedua pusaka itu, tidak memiliki tiga modal dasar, yakni:
• niat benar-benar ingin mencari kebenaran - dan tak sekedar
mencari kemenangan berdebat, atau sekedar mencari legitimitas dalam menuruti
hawa nafsu.
• mau menggunakan akal sehatnya secara jernih untuk berpikir
secara mendalam dan tidak tergesa-gesa, sering hasil pertimbangan akal sehat
yang jernih ini disebut sebagai "bisikan hati nurani".
• dan mau meletakkan rasa harga dirinya, bila ternyata
kesimpulan dari proses ini bertentangan dengan pendapatnya semula, dengan kata
lain berani mengakui bahwa pendapatnya selama ini keliru.
Betapa kita lihat dalam
sejarah, sangat banyak "tokoh" yang sesat dan menyesatkan karena
tidak mau men-set sikap dirinya dalam menghadapi kebenaran. Penghulu kesesatan adalah iblis, seorang jin
yang pernah langsung berkomunikasi dengan Allah, dan tahu betapa besar
kekuasaan Allah, namun karena tidak bersedia menaruh harga dirinya, akibatnya
ia melawan perintah Allah agar hormat kepada Adam. Maka iblispun dikutuk hingga hari kiamat.
Sikap takabur iblis ini
diikuti oleh semua musuh para nabi, meski bukti-bukti kenabian itu sering sudah
tak bisa dibantah lagi. Entah itu
Fir'aun atau Abu Jahal. Perlu kita ingat,
bahwa orang-orang kafir Quraisy di Makkah pada waktu itu jelas tahu benar siapa
Muhammad, yakni orang sangat mereka percaya (sampai dijuluki al-Amien), Qur'an
pun disampaikan dengan bahasa mereka, dan merekapun menguji Muhammad dengan
berbagai soal, namun setelah terbukti Muhammad benar-benar nabi, mereka
menolaknya, karena memang niat mereka tidak untuk mencari kebenaran, mereka
tidak mau memakai akalnya yang jernih, tidak mau mengikuti bisikan hati nurani,
melainkan mereka justru bertahan dalam sikap takaburnya.
Tentang perihal
orang-orang kafir seperti itu, kita sudah mafhum semua. Identitas mereka juga kelihatan jelas.
Namun dalam perkembangan
selanjutnya, bermunculan orang-orang dengan identitas muslim, mengaku juga
berpegang pada Qur'an dan Sunnah, namun secara tidak langsung justru merusak
Islam dari dalam. Mereka menafsirkan
Qur'an dan Sunnah semau hawa nafsunya, dan ketika dibawakan pada mereka bukti
kengawuran cara berpikir mereka, mereka akan menolaknya, baik secara halus
maupun kasar.
Berikut ini adalah
contoh-contoh, betapa mudahnya ayat-ayat Qur'an atau Hadits diputarbalikkan
untuk sekedar legitimasi hawa nafsu.
Soal sholat
... Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. ... (QS. 29:45)
Mereka mengatakan, bahwa
tujuan dari shalat itu untuk mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, jadi
bila tujuan itu sudah tercapai, maka tidak perlu lagi shalat.
Soal berlebih-lebihan
Katakanlah: "Hai
Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam agamamu.... (QS. 5:77)
Dengan dalil di atas,
mereka mengatakan tidak perlu susah payah dengan sejumlah perintah agama. Di bulan Ramadhan puasa sebulan penuh, atau
sehari shalat lima kali itu berlebih-lebihan.
Soal sesanggupnya
Seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya. (QS. 2:233)
Dengan ayat ini mereka
mengatakan, "Sudahlah, bila tak sanggup ya tak usah shalat, Allah tidak
membebani kita lebih dari kadar kesanggupan kita".
Soal babi dan makanan
yang diharamkan
Katakanlah:
"Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua
itu kotor, atau binatang disembelih atas nama selain Allah....". (QS.
6:145)
Mereka mengatakan, lihat
tuh, babi itu haramnya karena kotor.
Kalau kita memelihara di tempat yang bersih, dengan makanan ternak yang
bersih, dia tak haram lagi.
Soal jilbab
... "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
Menurut mereka, zaman
sekarang ini sudah berbeda dengan zaman Arab jahiliyah. Karena itu, sekarang ini untuk mudah dikenal
tidak lagi harus mengenakan jilbab.
Bahkan memakai bikinipun tak apa, asal masih mudah dikenal sebagai
muslim.
Soal riba
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu
kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 3:130)
Mereka mengatakan, ayat
di atas cuma melarang riba yang berlipat ganda (100%), artinya bunga bank
seperti sekarang yang cuma berkisar 20%-25% itu bukan riba yang diharamkan.
0 Comments